Orang dewasa dengan kondisi tubuh sehat umumnya memiliki tekanan darah normal sekitar 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg. Angka 90 dan 120 menunjukkan tekanan ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh atau biasa disebut tekanan sistolik.
Tekanan darah setiap orang berbeda-beda karena berbagai macam faktor. Salah satunya adalah usia. Semakin bertambah usia seseorang, semakin tinggi pula kisaran normal tekanan darahnya. Melalui artikel ini, Anda akan mengetahui batas tekanan darah normal berdasarkan usia.
Tekanan darah menunjukkan seberapa kuat jantung memompa darah ke seluruh tubuh Anda. Ukuran ini merupakan salah satu tanda vital tubuh yang sering dijadikan acuan untuk melihat kesehatan tubuh secara umum dan harus dipantau secara berkala.
Seperti Ini Tekanan darah Normal Berdasarkan Usia
Tekanan darah dituliskan dengan 2 angka yang dipisahkan dengan garis miring, misalnya 120/80 mmHg.
Angka 120 mewakilkan dengan tekanan darah sistolik, yaitu tekanan saat jantung berkontraksi untuk mempompa darah ke seluruh tubuh. Sementara angka 80 mewakilkan tekanan darah diastolik, yaitu tekanan saat otot jantung berelaksasi sebelum kembali memompa darah.
Kedua tekanan ini memiliki kisaran normalnya masing-masing dan setiap usia memiliki kisaran yang berbeda-beda pula.
Berikut ini adalah batas tekanan darah normal yang dibagi berdasarkan kelompok usia:
Tekanan darah normal pada anak-anak
Walaupun tidak berbeda jauh, tekanan darah normal pada usia anak-anak dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
- Anak usia prasekolah (3–5 tahun): batas normal tekanan sistolik berkisar antara 95-110 mmHg dan tekanan diastolik berkisar antara 56-70 mmHg
- Anak usia sekolah (6–13 tahun): batas normal tekanan sistolik berkisar antara 97-112 mmHg dan tekanan diastolik berkisar antara 57-71 mmHg.
- Tekanan darah normal pada remaja
- Pada remaja usia 13–18 tahun, batas normal tekanan sistoliknya berkisar antara 112–128 mmHg dan diastolik berkisar antara 66–80 mmHg. Variasi tekanan darah di dalam batas normal seorang remaja dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, misalnya tinggi badan, jenis kelamin, dan waktu pengukuran tekanan darah.
Tekanan darah normal pada dewasa
Secara umum, orang dewasa dikatakan memiliki tekanan darah normal jika angkanya berada di atas 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg. Tekanan darah normal bisa naik atau turun tergantung aktivitas fisik yang Anda jalani dan kondisi emosional yang tengah Anda alami.
Pada ibu hamil, perubahan hormonal menyebabkan kisaran tekanan darah menjadi lebih rendah. Bahkan pada ibu hamil, tekanan darah 120/80 mmHg sudah termasuk kategori harus berhati-hati akan risiko preeklamsia.
Tekanan darah normal pada usia lanjut
Tekanan darah normal pada orang lanjut usia (lansia) cenderung lebih tinggi, yaitu itu < 150 mmHg untuk tekanan sistolik dan < 90 mmHg untuk tekanan diastolik. Hal ini disebabkan pembuluh darah pada lansia cenderung lebih kaku, sehingga jantung memerlukan tekanan lebih tinggi untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Jika tekanan darahnya terlalu rendah, lansia malah bisa mengalami pusing dan hipotensi ortostatik sehingga meningkatkan risiko jatuh dan cedera.
Cara Menjaga Tekanan Darah Normal
Selama masih dalam batas normalnya, semakin rendah tekanan darah Anda, semakin baik pula kesehatan jantung Anda. Namun, tekanan darah rendah juga perlu diwaspadai jika menimbulkan keluhan seperti pusing, mual, dan pingsan.
Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan guna mengontrol tekanan darah tetap normal:
- Atur pola makan sehat dan gizi seimbang setiap harinya, serta kurangi asupan garam dan kafein.
- Rutin berolahraga guna menjaga tekanan darah normal, setidaknya selama 20–30 menit setiap harinya. `
- Pertahankan berat badan ideal dan kelola stres dengan baik, misalnya dengan melakukan yoga.
- Hindari merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan karena bisa berbahaya bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah.
- Tekanan darah memang harus dipantau secara berkala guna mencegah terjadinya tekanan darah tinggi (hipertensi) atau justru tekanan darah rendah (hipotensi). Hal ini karena baik hipotensi maupun hipertensi bisa tidak bergejala, sehingga dikhawatirkan kondisi ini tidak terdeteksi dan menimbulkan berbagai macam komplikasi.
Bila memungkinkan, Anda bisa secara rutin memantau tekanan darah secara mandiri di rumah. Jika tekanan darah Anda berada di atas atau di bawah rentang tekanan darah normal berdasarkan usia, sebaiknya segera periksakan diri Anda ke dokter.
Ditinjau oleh : dr. Meva Nareza
Sumber: https://www.alodokter.com/
Fakta Tekanan Darah yang Penting Anda Ketahui
Tekanan darah adalah ukuran yang dapat menentukan seberapa kuat jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh Anda. Memahami tekanan pada darah mungkin tidaklah mudah. Berikut berbagai fakta tekanan darah yang perlu Anda ketahui.
Tekanan darah semua orang berbeda-beda setiap harinya
Tekanan darah adalah kondisi yang tidak berjalan secara pasti, karena akan berubah-ubah. Ini karena tekanan darah akan bervariasi setiap saat, tergantung pada aktivitas yang Anda lakukan. Olahraga, perubahan postur (dari duduk ke berdiri), dan bahkan berbicara sekalipun dapat menyebabkan tekanan pada darah Anda berubah.
Oleh karena itu, fakta tekanan darah yang perlu Anda tahui bahwa umumnya tekanan darah akan berbeda sesuai waktu pagi, siang atau malam. Menurut Livescience, sebuah penelitian menyebutkan bahwa tekanan darah yang diukur pada pagi hari dapat melihat adanya masalah kesehatan lebih baik dibanding jika dilakukan pada malam hari.
Sebenarnya tekanan darah setiap orang akan selalu berubah-ubah. Polanya akan mulai tinggi pada pagi hingga siang hari kemudian mencapai puncaknya pada sore dan kemudian kembali turun pada malam hari.
Pola perubahan tekanan pada darah ini sangat berkaitan dengan jam biologis tubuh alias ritme sirkadian. Jam biologis tubuh mengatur kerja setiap organ tubuh manusia berdasarkan jadwal tertentu dalam rentang waktu 24 jam atau satu hari.
Jika perbedaan tekanan darah ini terjadi pada Anda, coba ingat kembali apakah Anda memiliki faktor-faktor risiko berikut.
Merokok dan hobi ngopi. Kebiasaan merokok dan minum kopi bisa membuat risiko tekanan darah akan meningkat di pagi hari menjadi semakin besar.
Obat-obatan. Beberapa obat-obatan yang Anda konsumsi juga dapat memengaruhi kenaikan tekanan darah yang kemudian menyebabkan perbedaan tekanan darah. Misalnya pada obat asma, obat kulit dan alergi, serta obat flu.
Kerja larut malam. Bila Anda sering begadang atau bekerja pada shift malam, ini dapat berperan menyebabkan perbedaan tekanan darah sehingga pada pagi hari tekanan darah akan meningkat.
Stres berlebihan. Kecemasan maupun stres yang berlebih, seiring berjalannya waktu dapat menurunkan kinerja sistem jantung dan pembuluh darah Anda sehingga kemudian menyebabkan masalah tekanan darah permanen.
Memahami cara mengukur tekanan darah
Apabila Anda ingin menjaga agar tekanan darah normal, maka fakta tekanan darah berikutnya yang penting bagi Anda pahami yaitu kapan dianggap normal dan tidak normal.
Saat tenaga medis mengukur tekanan darah Anda, di alat pengukur tekanan darah akan muncul dua jenis angka, yaitu sistolik dan diastolik yang dipisahkan dengan garis miring seperti sebuah pembagian.
Sistolik adalah angka yang ada di “atas” dan diastolik adalah angka yang ada di “bawah”. Sistolik menunjukan tekanan ketika jantung Anda memompa darah ke seluruh tubuh,. Sementara diastolik menunjukkan tekanan ketika jantung Anda dalam keadaan istirahat yaitu saat terjadi pengisian darah ke jantung (di antara ketukan atau detak).
Jika tekanan darah Anda adalah 120/80, 120 adalah tekanan sistolik dan 80 adalah diastolik. Angka normal tekanan darah adalah angka atas (sistolik) lebih rendah dari 120, dan angka bawah (diastolik) yang lebih rendah dari 80. Jadi, angka normal tekanan darah adalah di bawah 120/80.
Sedangkan tekanan pada darah dianggap tinggi (hipertensi) jika angka atas (sistolik) lebih tinggi dari 140 atau jika angka bawah (diastolik) lebih dari 90 dalam dua kali pengukuran. Meski angka tersebut tidak bisa selalu dianggap hipertensi, namun Anda harus selalu waspada karena angka tersebut sudah di atas normal.
Apabila angka tekanan darah Anda di antara 120/80 dan 140/90, ini artinya Anda mengalami kondisi prehipertensi di mana Anda belum memerlukan obat namun perlu waspada terhadap tekanan darah Anda. Pada kondisi ini Anda harus mulai melakukan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat.
Mengenal hipertensi atau tekanan darah tinggi
Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Tekanan pada darah itu sendiri adalah kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong melawan dinding pembuluh darah (arteri). Kekuatan tekanan darah ini bisa berubah dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh aktivitas apa yang sedang dilakukan jantung (misalnya sedang berolahraga atau dalam keadaan normal/istirahat) dan daya tahan pembuluh darahnya.
Tekanan darah tinggi adalah kondisi di mana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 milimeter merkuri (mmHG). Angka 140 mmHG merujuk pada bacaan sistolik, ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara itu, angka 90 mmHG mengacu pada bacaan diastolik, ketika jantung dalam keadaan rileks sembari mengisi ulang bilik-biliknya dengan darah.
Tidak hanya itu, stres dan perasaan cemas juga dapat berkontribusi terhadap kenaikan tekanan darah Anda. Tekanan pada darah yang terlalu rendah dapat menyebabkan pusing. Sementara tekanan darah terlalu tinggi mungkin tidak menyebabkan gejala apapun, namun bisa juga memicu stroke. Tekanan darah yang tinggi dan terjadi secara terus menerus juga dapat menyebabkan gagal jantung kongestif, gagal ginjal, pengerasan arteri, dan komplikasi lainnya.
Anda akan dipastikan memiliki tekanan darah tinggi saat dokter mendeteksinya dalam pemeriksaan fisik rutin, karena Anda mungkin tidak memiliki gejala apapun. Karena merasa bahwa tidak ada sesuatu yang salah dalam tubuhnya, kebanyakan orang mungkin tidak rajin medical check up ke dokter kecuali Anda merasa sakit. Nah, hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa hipertensi disebut sebagai “silent killer.”
Bagaimana cara mencegah hipertensi?
- Jaga berat badan ideal
Faktanya, orang yang memiliki berat badan berlebih, entah itu overweight atau obesitas mempunyai 2 sampai 6 kali peluang lebih besar mengalami hipertensi. Oleh karena itu, usahakan untuk menjaga berat badan tetap ideal, karena tak hanya bisa mencegah hipertensi tapi dengan begitu Anda bisa menurunkan berbagai risiko penyakit lainnya.
- Rutin berolahraga
Faktanya, orang yang berolahraga rutin memiliki risiko hipertensi yang lebih rendah ketimbang yang tidak melakukan olahraga sama sekali.
Untuk menjaga tekanan pada darah tetap normal, sebaiknya lakukan olahraga selama 2 jam hingga 30 menit per minggu. Tak perlu olahraga yang terlalu sulit, cukup jalan santai, jogging, atau bersepeda saja sudah dapat mencegah hipertensi.
- Stop merokok
Hipertensi adalah salah satu efek samping buruk yang bisa ditimbulkan dari kebiasaan merokok. Merokok juga dapat membuat Anda terkena berbagai penyakit kronis seperti stroke, penyakit jantung, dan serangan jantung. Jadi, hentikan kebiasaan merokok Anda mulai sekarang.
- Hindari stress
Stres dapat membuat tekanan pada darah naik sesaat. Namun, jika Anda tidak mengelola stres dengan baik maka tekanan darah akan terus tinggi dan bisa menimbulkan kondisi hipertensi.
Stres memang wajar terjadi, tapi yang paling penting bagaimana Anda mengelolanya dengan baik. Lakukan hal-hal yang bisa membuat Anda rileks, seperti mendengarkan musik, meditasi, atau yoga.
- Minum obat untuk penderita hipertensi
Obat hipertensi yang biasanya dikombinasikan adalah kelas diuretik, beta blocker, penghambat enzim engiotensin (ACE inhibitor), angiotensin-II antagonis, dan calcium blocker.
Beberapa contohnya adalah Lotensin HCT yang merupakan kombinasi benazepril (penghambat ACE) dan Hydrocholorthiazide (diuretik), atau Tenoretic yang dikombinasikan dari atenolol (beta blocker) dengan chlortalidone (diuretik).
Diuretik sering dimasukkan ke dalam kombinasi obat darah tinggi karena risiko efek sampingnya yang lebih kecil dan manfaatnya yang mampu meningkatkan efek penurunan tensi darah dari obat utamanya.
Obat diuretik juga ditambahkan ke obat-obatan tekanan darah untuk mengatasi masalah kelebihan cairan dalam tubuh yang biasa dialami oleh orang hipertensi.
Berbagai hal yang meningkatkan risiko Anda terkena hipertensi
Tekanan darah tinggi bukanlah penyakit yang berisiko sama bagi semua orang. Pria memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi daripada wanita dengan tekanan darah yang sama. Orang Afrika dan orang lanjut usia juga memiliki risiko yang lebih tinggi dari kelompok etnis lain, dan juga lebih tinggi dari orang-orang yang lebih muda meski ukuran tekanan pada darahnya sama. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya mengontrol hipertensi.
Tekanan darah yang meninggi karena alasan yang tidak diketahui disebut “essential hypertension”.”Tekanan darah juga dapat meningkat karena proses penyakit lain, seperti kelebihan hormon tertentu atau penyakit ginjal. Hal ini disebut “hipertensi sekunder” karena terjadi akibat penyakit lain.
Mengenal hipotensi atau tekanan darah rendah
Tekanan darah rendah (hipotensi) adalah kondisi tekanan pada darah yang dihasilkan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh berada di bawah batas tekanan normal. Saat darah mengalir melalui arteri, darah memberikan tekanan pada dinding arteri.
Tekanan itulah yang dinilai sebagai ukuran kekuatan aliran darah atau disebut dengan tekanan darah. Jika tekanan pada darah di dalam arteri lebih rendah dibandingkan normal, biasanya disebut dengan tekanan darah rendah atau hipotensi. Ini juga berarti menandakan bahwa jantung, otak, dan bagian lain dari tubuh tidak mendapatkan cukup darah.
Beberapa ahli mengatakan bahwa Hipotensi biasanya didiagnosis ketika tekanan pada darah mencapai 90/60 atau kurang, dan diikuti beberapa gejala yakni pusing, dehidrasi, sulit berkonsentrasi, mual, kulit dingin dan lembap, napas jadi memburu, kelelahan, merasa sangat haus, penglihatan kabur, hingga pingsan (hilang kesadaran). Perubahan tekanan pada darah menjadi rendah secara tiba-tiba juga berbahaya karena bisa berdampak pusing yang hebat, akibat otak gagal menerima aliran darah yang cukup.
Tekanan darah rendah terkadang diartikan sebagai tanda tidak cukupnya darah yang mengalir pada otak dan organ vital lainnya, sehingga dapat menyebabkan beberapa gejala seperti:
- Kepala pusing atau badan terasa ringan
- Pingsan
- Penglihatan kabur
- Detak jantung lebih cepat dari normalnya dan iramanya menjadi tidak teratur
- Merasa kebingungan
- Mual atau merasa tidak enak badan
- Lemah
- Merasa kedinginan
- Kulit pucat (pucat karena sakit)
- Merasa haus atau dehidrasi (dehidrasi bisa menjadi penyebab tekanan pada darah menurun)
- Susah fokus atau berkonsentrasi
Cara mengatasi sekaligus menghindari hipotensi
Beberapa cara yang dapat Anda lakukan:
- Meningkatkan asupan cairan
Cairan dapat meningkatkan volume darah dan mencegah terjadinya dehidrasi, yang mana kedua hal ini sangat penting untuk penanganan hipotensi. Minum minimal 8 gelas per hari ditambah dengan makanan yang mengandung banyak air seperti sayur dan buah. Lebih banyak cairan akan meningkatkan volume darah, dan peningkatan jumlah darah akan meningkatkan tekanan di dalam pembuluh darah arteri.
- Meningkatkan asupan natrium (garam)
Natrium merupakan mineral yang tersedia di dalam garam. Selain dalam garam, sayur, buah, dan minuman olahraga juga mengandung natrium yang bisa menjadi sumber asupan natrium bagi orang dengan hipotensi. Makanan atau minuman yang mengandung natrium sebenarnya tersedia dalam berbagai sumber karena kebanyakan jenis makanan memang mengandung garam.
- Hindari minuman beralkohol
Alkohol dapat memicu terjadinya dehidrasi atau kekurangan cairan. Semakin banyak cairan yang hilang dari tubuh, tekanan pada darah Anda juga akan semakin berkurang.
- Hindari terlalu lama berdiri
Tidak berdiri terlalu lama dapat mencegah terjadinya tekanan darah menjadi semakin rendah yang dipengaruhi oleh kondisi syaraf. Ada beberapa orang yang mengalami tekanan darah rendah dengan jenis orthostatic hypotension.
Pada kondisi ini, orang tersebut ketika berdiri setidaknya 3 menit dapat mengalami penurunan tekanan darah sistol sebanyak 20 mmHg dan diastol 10 mmHg dibandingkan dengan tekana pada darah mereka saat duduk atau berbaring. Sehingga, orang yang memiliki tekanan darah rendah dengan kondisi ini harus mengurangi aktivitas berdiri.
- Minum obat-obatan
Terdapat bebebrapa obat-obatan yang dikhususkan untuk kasus tekanan pada darah rendah. Jika obat-obatan diperlukan prinsip kerja obat tersebut dengan meningkatkan volume darah atau mempersempit arteri sehingga tekanan di dalam darah akan meningkat karena akan ada lebih banyak darah yang mengalir melalui ruang yang lebih kecil. Penggunaan obat-obatan ini tentunya berdasarkan resep dokter.
Umumnya dokter akan meresepkan obat hipotensi yaitu obat vasopressin. Ini adalah obat untuk mempersempit pembuluh darah agar menyebabkan peningkatan tekanan pada darah. Obat ini biasanya digunakan untuk kasus hipotensi kritis.
Selain itu ada obat catecholamine yang termasuk dalam obat adrenalin, noradrenalin, dan dopamin. Obat-obatan ini bekerja memengaruhi sistem saraf simpatetik dan pusat. Catecholamines juga berfungsi membuat jantung berdetak lebih cepat dan kuat serta menyempitkan pembuluh darah sehingga berakibat pada peningkatan tekanan pada darah.
Mana yang paling berbahaya, tekanan darah yang tinggi atau rendah?
Hipertensi dan hipotensi tidak bisa
dibandingkan tingkat keparahannya, keduanya sama-sama berbahaya. Sebab, keduanya sama-sama berisiko menyebabkan komplikasi dalam jangka panjang dan tentunya memberikan pengaruh buruk pada organ tubuh.
Komplikasi pada hipertensi akan menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah sehingga bisa terjadi serangan jantung, gagal jantung, gagal ginjal dan kemungkinan penyakit lainnya. Sementara hipotensi dapat menyebabkan syok (kehilangan cairan atau darah dalam jumlah sangat banyak) yang tentu mengancam nyawa.
Tentu hidup sehat menjadi pilihan Anda, bukan? Daripada membandingkan; mana yang lebih berbahaya, sebaiknya Anda menghindari kedua gangguan tersebut. Dilansir dari Healthline, berikut pedoman untuk menjaga tekanan darah yang sehat seperti:
- Jaga berat badan ideal.
Untuk memastikan apakah berat badan Anda sudah ideal, cek di kalkultor BMI
Jaga pola makan sehat dan seimbang.
Istirahat dan olahraga yang cukup.
Berhenti merokok dan hindari konsumsi alkohol.
Rutin mengecek tekanan pada darah dan konsultasi kesehatan Anda ke dokter.
Bagaimana cara menjaga tekanan darah normal?
Perubahan gaya hidup sehat merupakan langkah penting pertama untuk membuat tekanan di dalam darah tetap normal nan stabil Ahli kesehatan saat ini menyarankan bahwa kita semua harus:
- Olahraga minimal 30 menit sehari
- Jaga berat badan agar tetap ideal
- Kurangi konsumsi sodium (garam)
- Tingkatkan asupan kalium
- Batasi konsumsi alkohol tidak lebih dari satu atau dua gelas sehari
- Konsumsi makanan yang kaya buah-buahan, sayuran, dan produk susu rendah lemak sambil mengurangi asupan lemak total dan lemak jenuh
Sumber: https://hellosehat.com/