Jantung merupakan organ penting yang bertugas memompa darah dalam tubuh Anda. Jika jantung dan pembuluhnya bermasalah, tentu akan menyebabkan berbagai penyakit jantung dan menimbulkan gejala. Parahnya, jika jantung kehilangan fungsinya, kematian bisa terjadi. Lantas, seperti apa anatomi jantung dan bagaimana mekanisme kerja organ ini dalam tubuh Anda? Apa saja penyakit yang mungkin timbul? Mari pelajari lebih dalam pada ulasan berikut ini.Memahami anatomi jantung dan fungsinya
Jantung memiliki ukuran sedikit lebih besar dari kepalan tangan Anda, yakni sekitar 200 hingga 425 gram. Jantung Anda terletak antara paru-paru pada bagian tengah dada, pada bagian belakang dan sedikit ke kiri tulang dada (sternum).
Untuk lebih jelasnya, mari bahas satu per satu anatomi jantung dengan gambar berikut ini.
1. Perikardium
Jantung berada dalam rongga berisi cairan dengan sebutan rongga perikardial. Dinding dan lapisan rongga perikardial ini memiliki sebutan perikardium. Pada gambar anatomi jantung, tampak perikardium berada pada bagian tengah.
Perikardium ialah sejenis membran serosa yang menghasilkan cairan serous untuk melumasi jantung selama berdenyut dan mencegah gesekan yang menyakitkan antara jantung dan organ sekitarnya.
Bagian ini juga berfungsi untuk menyangga dan menahan jantung untuk tetap berada dalam posisinya. Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu epikardium (lapisan terluar), miokardium (lapisan tengah), dan endokardium (lapisan dalam).
Jika Anda tidak menjaga kesehatan jantung, perikardium bisa meradang sehingga menyebabkan perikarditis. Sementara bila bagian endokardium dan miokardium yang meradang, Anda akan mengalami endokarditis atau miokarditis.
2. Serambi (atrium)
Bagian serambi atau atrium merupakan bagian jantung atas yang terdiri dari serambi kanan dan kiri. Serambi kanan berfungsi untuk menerima darah kotor dari tubuh yang dibawa oleh pembuluh darah.
Sedangkan serambi kiri berfungsi untuk menerima darah bersih dari paru-paru. Serambi memiliki dinding yang lebih tipis dan tidak berotot, karena tugasnya hanya sebagai ruangan penerima darah. Pada gambar anatomi jantung, tampak serambi berada pada sisi kanan dan kiri jantung bagian atas.
3. Bilik (ventrikel)
Sama seperti serambi, bilik atau ventrikel merupakan bagian jantung bawah yang terdiri dari bagian kanan dan kiri. Bilik kanan berfungsi untuk memompa darah kotor dari jantung ke paru-paru. Sementara itu, bilik kiri berfungsi untuk memompa darah bersih dari jantung ke seluruh tubuh.
Dinding bilik jauh lebih tebal dan berotot ketimbang serambi karena bekerja lebih keras untuk memompa darah baik dari jantung ke paru-paru, maupun ke seluruh tubuh. Pada gambar anatomi jantung, tampak ventrikel berada pada sisi kanan dan kiri jantung bagian bawah.
4. Katup
Perhatikan gambar anatomi jantung, ada empat katup yang menjaga aliran darah mengalir ke satu arah, yaitu:
- Katup trikuspid, mengatur aliran darah antara serambi kanan dan bilik kanan.
- Katup pulmonal, mengatur aliran darah dari bilik kanan ke arteri pulmonalis yang membawa darah ke paru-paru untuk mengambil oksigen.
- Kemudian, katup mitral, mengalirkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru mengalir dari serambi kiri ke bilik kiri.
- Katup aorta, membuka jalan bagi darah yang kaya akan oksigen dari bilik kiri ke aorta (arteri terbesar pada tubuh).
Pada beberapa orang, katup jantung mungkin tidak berfungsi semestinya, sehingga menyebabkan penyakit katup jantung.
5. Otot jantung
Otot jantung merupakan gabungan dari otot lurik dan otot polos yang berbentuk silindris dan memiliki garis terang serta gelap. Pengamatan secara saksama menggunakan mikroskop, maka akan tampak otot ini memiliki banyak inti sel yang berada pada bagian tengahnya.
Otot dalam jantung bertugas untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Otot jantung merupakan otot terkuat karena mampu bekerja terus menerus sepanjang waktu tanpa istirahat untuk memompa darah. Jika otot ini berhenti bekerja, maka sistem peredaran darah akan terhenti, sehingga terjadilah kematian.
Nah, pada otot jantung ini terdapat siklus jantung, yakni urutan kejadian yang terjadi saat jantung berdetak. Berikut dua fase siklus jantung, yaitu:
- Sistol, jaringan otot jantung berkontraksi untuk memompa darah keluar dari ventrikel.
- Diastol, otot jantung rileks terjadi pada saat pengisian darah pada jantung.
Tekanan darah meningkat pada arteri utama selama sistol ventrikel dan menurun selama diastol ventrikel. Hal ini menyebabkan 2 angka yang terkait dengan tekanan darah.
Tekanan darah sistolik adalah angka yang lebih tinggi dan tekanan darah diastolik adalah angka yang lebih rendah. Sebagai contoh, tekanan darah 120/80 mmHg menggambarkan tekanan sistolik (120) dan tekanan diastolik (80). Otot jantung dapat melemah atau memiliki kelainan struktur, yaitu kardiomiopati.
6. Pembuluh darah
Perhatikan gambar anatomi jantung, ada tiga pembuluh darah utama yang terdapat pada jantung, yaitu:
Arteri
Pembuluh darah jantung ini kaya akan oksigen karena berfungsi darah ke sisi kiri otot jantung (ventrikel dan atrium kiri). Arteri memiliki dinding yang cukup elastis sehingga mampu menjaga tekanan darah tetap konsisten..
Kemudian, arteri koroner kiri utama lalu bercabang membentuk:
- Arteri Left Anterior Descending (LAD), berfungsi menyediakan darah menuju bagian atas dan kiri jantung.
- Arteri Left Circumflex (LCX), cabang arteri kiri utama yang mengelilingi otot jantung dan menyediakan darah menuju sisi luar dan belakang jantung.
Pada arteri koroner kanan bertugas memasok darah menuju ventrikel kanan, atrium kanan, SA (sinoatrial) dan AV (atrioventricular). Arteri koroner kanan bercabang menjadi arteri Right Posterior Descending, dan arteri marginal kanan. Bersama dengan LAD, arteri koroner kanan membantu memasok darah menuju sekat jantung.
Pembuluh darah pada jantung dapat menyebabkan masalah, seperti penyakit jantung koroner dan arterosklerosis, kedua kondisinya menandakan adanya penyumbatan pada pembuluh jantung.
Vena
Pembuluh darah yang satu ini membawa darah yang miskin oksigen dari seluruh tubuh untuk kembali ke jantung, ketimbang arteri yaitu vena memiliki dinding pembuluh yang lebih tipis.
Kapiler
Pembuluh darah ini bertugas untuk menghubungkan arteri terkecil dengan vena terkecil. Dindingnya sangat tipis sehingga memungkinkan pembuluh darah untuk bertukar senyawa dengan jaringan sekitarnya, seperti karbon dioksida, air, oksigen, limbah, dan nutrisi.
Bagaimana mekanisme atau cara kerja organ jantung?
Detak jantung cepat
Setelah memahami anatomi jantung dan fungsi dari setiap bagiannya, Anda bisa beralih ke pembahasan mengenai cara kerja jantung.
Mekanisme kerja jantung berkaitan dengan aliran darah dalam tubuh. Secara singkat, sirkulasi darah yang dipompa jantung adalah dari tubuh ke jantung, lalu ke paru-paru kembali ke jantung dan alirannya kembali kembali ke seluruh tubuh.
Pada jantung sisi kiri (perhatikan anatomi jantung), darah rendah oksigen memasuki jantung melalui dua pembuluh vena inferior dan superior dan menuju atrium kanan. Atrium akan berkontraksi, darah tersebut akan mengalir ke ventrikel kanan melalui katup trikuspid yang terbuka.
Setelah ventrikel penuh, katup trikuspid akan menutup untuk mencegah darah mengalir mundur ke atrium. Saat itu juga, ventrikel akan berkontraksi dan darah meninggalkan jantung melalui katup pulmonal, ke arteri pulmonalis dan ke paru-paru. Lalu, darah akan kembali kaya dengan oksigen.
Pemompaan darah yang kaya oksigen ini mengalir melewati jantung sisi kanan. Darah akan melewati vena pulmonalis menuju atrium kiri. Atrium akan berkontraksi dan mengalirkan darah ke ventrikel kiri melalui katup mitral yang terbuka.
Saat ventrikel penuh, katup tersebut akan menutup untuk mencegah darah mengalir kembali ke atrium. Saat itu juga ventrikel berkontraksi, darah meninggalkan jantung dari katup aorta, ke aorta, dan beredar keseluruh tubuh.
Fungsi jantung yang sangat vital ini tentu harus Anda menjaga kesehatan jantung. Tujuannya, agar Anda terhindar dari berbagai penyakit jantung kemudian hari. Anda bisa membantu menjaga kesehatan jantung Anda dengan melakukan cek detak jantung. Konsultasi dengan dokter, jika Anda merasakan gejala gangguan jantung atau kondisi terkait lainnya.
Penulis: Aprinda Puji
Sumber: https://www.alodokter.com/